Analisis Terhadap
Bidang Radiologi Rumah Sakit
Edi Daenuri
Anwar, M.Si
Program Studi
Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah
IAIN
Walisongo Semarang
Abstrak
Fisika kesehatan
berkembang sangat pesat, hal tersebut merupakan tuntutan yang harus terpenuhi
seiring dengan perkembangan kedokteran dan penyakit yang multi kompleks. Fisika
menawarkan berbagai konsep untuk
memudahkan, membantu dan menjawab permaslahan dalam bidang kedokteran. Jawaban tersebut adalah munculnya berbagai
alat sepertiCT-Scan, general x-ray, dan lain-lain. Alat- alat tersebut disebut
sebagai alat-lat radiologi yang
berfungsi untuk perawatan (terapi), diagnosa dan pembunuhan penyakit
tanpa melakukan operasi. Tetapi disamping kemudahan-kemudahan yang
diberikan ternyata alat-alat tersebut
juga memberikan efek negative bagi tubuh yang terkena paparan radiasi.
General
x-ray atu sering disebut sinar-x merupakan alat yang dimiliki banyak rumah
sakit, kebanyakan untuk mendiagnosa suatu penyakit. Untuk meminimalisir efek negative yang
ditimbulkan maka perlu adanya system proteksi yang baik, sehingga aman bagi
pengguna,operator, dokter, pasien dan masyarakat pada umumnya.
Kata
kunci : sinar-x, diagnosa
A.PENDAHULUAN
Rumah
sakit adalah lembaga yang penting dalam bidang kesehatan. Rumah sakit terdiri
dari beberapa bagian yang menangani
beberapa masalah yang berkaitan
dengan penyakit dan kesehatan, misalnya
untuk terapi, diagnosa, perawatan dan
lain-lain. Misalnya untuk terapi, dan diagnosa rumah sakit mempunyai beberapa
alat untuk melakukan fungsi tersebut. Alat-alat tersebut ada dalambagian
radiologi,misalnya MRI, CT scan,general-ray dan lain-lain.
X-ray atau secara umum
disebut sinar-x berguna untuk terapi dan
diagnosa suatu penyakit. Penggunaan sinar-x untuk diagnosa sangat mnenguntungkan
karena dapat mengetahui keadaan dalam
tubuh tanpa pembedahan maupun pembelahan dari pasien. Di samping itu sianr-Xmemiliki beberapa keuntungan antara
lain :
1.
Mendiagnosa sesuatu
dalam jangka yang relatif pendek
2.
Non invasiva (tanpa
pembedahan atauoperasi)
3.
Mempunyai efek yang
relatif kecilterhadap operator maupun pasien
4.
Dapat mendiagnosa
seluruh tubuh manusia
Keadaan tubuh dari pasien yang dilakukan
penyinaran terhadap sinar-x dapat dilihat dari hasil citra pada film,sehingga
akan memberikan informasi yang akurat mengenai keadaan tubuh yang sebenarnya.
Selain
memberikan sifat yang menguntungkan ternyata sinar-x juga memberikan sifat yang
merugikan yaitu sinar yang dikeluarkan dari general x-ray mempunyai sifat
ionisasi terhadap suatujaringan yang dilewatinya,sehingga apabila sinar–x
tersebut mengenai manusia secara berlebihan
maka akan dapat mengakibatkan
efek-efek yang merugikan. Karena itu baik operator x-ray maupun pasien harus
berhati-hati terhadap sinar-x. Efek tersebut tersebut dapat diminimalisir
dengan sistem proteksi radiasi yang menjamin keamanan bagi pasien,operator dan
masyarkat umum.
B. DEFINISI RADIASI DAN PENGGOLONGANNYA
Definisi radiasi menurutMuhlis (2000:28)
adalah pancaran. Misalnya matahari dikatakan sebagai sumber radiasi karena
dapat memancarkan radiasi dalam bentuk cahaya. Radiasi dibagi dua yaitu radiasi
pengion dan radiasi bukan pengion. Sedangkan radiasi pengion terbagi menjadi
dua yaitu radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel.
1.
Radiasi elektromagnetik
Hipotesis mengenai radiasi elektromagnetik
dikemukakan oleh fisikawan inggris James
Clark pada tahun 1984 : perubahan medan magnet dapat menimbulkan medan listrik,
sebaliknya dapat pula perubahan medan listrik dapat pula menimbulkan medan
magnet “ (Muhlis,2000;30)Setelah
meninggal dunia , hipotesis tentang adanya radiasi elektromagnetik dibuktikan
oleh Heinrich Rudolf Hertz. Hasil percobaan
membuktikan bahwa radiasi elektromagnetik merambat dengan kecepatan sama
dengan kecepatan cahaya serta memeiliki sifat-sifat yang sama dengan
cahaya,seperti yangdiramalkan oleh Maxwell sebelumnya.Akhirnya dari beberapa
percobaan membuktikan bahwa radiasi elektromagnetik inimerupakan penjalaran atau perambatan medan
listrik dan medan magnet yang saling tegak lurus.Dari pengelompokan dan
klasifikasi gelombang elektromagnetik maka dapat di simpulkan bahwa sinar-x
termasuk dalam kategori gelombang
elektromagnetik.
2.
Energi radisi
elektromagnetik pada sinar -x
Radiasi elektromagnetik memiliki energi yang rumusnya sesuai dengan ketetapan
Planck yaitu . Dan dalam satuan internasional satuan dari energi
adalah joule, karena untuk energi radiasi elektromagnetik energinya kecil
sehingga menggunakan satuan elektronvolt.Sinar-x pertama kali ditemukan oleh
fisikawan berkebangsaan jerman Wilhelm C.Rontgen pada tanggal 8 november 1985. Pada saat Rontgen menyalakan sumber listrik tabung untuk penelitian katoda, beliau
mendapatkan sejenis cahaya berpendar
pada layar yang terbuat dari barium, platina cyanida
yang kebetulan berada didekatnya.
Jika sumber listrik dipadamkan sinarpun
menghilang, ternyata sinar tersebut
muncul dari sinar katoda. Karena sebelumnya
belum pernah dikenal sehingga disebut sinar-x.
Sifat-sifat
sinar-x telah terungkap pada percobaan rontgen yaitu sinar-x dapat
memendarkan berbagai jenis bahan kimia
dan juga dapat menembus materi yang tidak dapat ditembus oleh sinar yang lain.
Sifat-sifat sinar-x antara lain:
·
Sinar-x dapat
menembus hampir semua materi atau bahan
·
Penyerapan (absorption) , sinar-x diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan
berat atom atau kepadatan bahan.
·
Efek fotografik, sinar-x dapat menghitamkan
emulsi film (emulsi perak bromida) setelah diproses secara kimiawi
·
Ber pendar, Sinar-x
dapat menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungestan atau seng
sulfide berpendar
·
Ionisasi,Sinar-x dapat
mengionisasi bahan atua suatu zat sehingga berubah strukturnya
·
Sinar-x tidak berpengaruh
oleh medan listrik maupun medan listrik maupun medan magnet
·
Pertebaran (scattering), Apabila sinar –x melalui
suatu bahan maka berkas tersebut akan bertebaran ke segala arah yang akan
menimbulkan radiasi sekunder pada bahan-bahan yang dilaluinya
·
Merupakan gelombang
elektromagnetik
3.
Proses untuk menghasilkan Sinar-x
Gambar 1. Pesawat sinar-x (General x-ray)
Secara umum cara terbentuknya sinar-x terbagi menjadi dua yaitu sinar-x
karakteristik dan sinar-xbremstrahlung.
Mengenai sinar-x karakteristik adalah apabila
ada elektron yang menumbuk suatu
atom, apabila elektron tersebut mengenai
elektron pada kulit yang paling rendah tingkat energinya ,sehingga elektron tersebut akan terpental dan
kekosongan tersebut akan diisi oleh elektron yang berada diatasnya dan pada
perpindahan tersebutelektron harus mengeluarkan energy dalam bentuk foton yang disebut dengan sinar-x karakteristik.
Pada prakteknyasinar-x dapat dihasilkan dengan jalan menembaki logam target dengan elektron
cepat dalamsuatu tabung vakum sinar katoda, elektron sebagai proyektil yang
dihasilkan dari pemanasan filamen yang berfunsi sebagai katoda.Elektron dalam filamen
dipercepat gerakannnya menggunakan
tegangan listrik berorde 1010 volt. Elektron yang bergerak
sangatcepat itu akhirnya ditumbukkan ke
target logam bernomor tinggi atau suhu
lelehnya tinggi.Ketika elektron
berenergi tinggi menabrak target
logam maka sinar-xakan terpancar dari permukaan logam tersebut. Sinar-x yang
melalui proses ini disebutsinar-xbremstrahlung (pengereman). Sinar-x yang
terbentuk melalui proses ini
disebut mempunyai energi maksimal sama
dengan energikinetikelektron pada saat terjadinya perlambatan. Dari proses
tersebut energikinetikelektron sebagian besar
diubah menjadi panas (99%) dan 1% menjadi energi kinetik.
Agar
suatu tabung pesawat sinar-x dapat
melakukan proses diatas maka harus
mempunyai beberapa persyaratan
antara lain :
·
Sumber
elektron,bahan sumber elektron adalah kawat
pijar atau filamen pada katoda
didalam tabung pesawat sinar-x (rontgen). Pemanasan filamen dilakukan
dengan suatu transformator khusus
·
Gaya yang mempercepat
gerakan elektron
·
Lintasan elektron yang
bebas dalam ruang hampa udara
·
Alat pemusat berkas
elektron (Focusing Cup), alat ini yang menyebabkan sinar-x yang dikeluarkan
oleh General x-ray tidak berpencar tetapi terarah ke bidang focus (focal spot)
·
Penghenti gerakan elekron
Secara
teknis syarat-syarat tersebut diatas
terpenuhi oleh pesawat rontgen yang terdiri dari :
·
Tabung gelas silindrik
hampa udara
·
Anoda dengan filamen
yang terdiri dari kawat tung sen (mempunyai titik lebur tinggi)
·
Anoda terdapat bidang
focus (focal spot ) yang merupakan sasaran target yang akan ditembakkan oleh elektron-elektron.
Percepatan
gerakan elektron diperoleh oleh
generator tegangan tinggi (transformator), padasuatu tabung sinar-x dengan
lingkaran transformatornya terdapat
bagian-bagian sebagai berikut :
tabung silindrik hampa udara, filamen
transformator, target (sasaran ),
pelindung timah (Pb), jendela, radiator pendingin, auto transformator dan pengukur milliamper.
Dalam tabung sinar–x terdapat katoda dan anoda,bila antara katoda
dan anoda diset dengan energi
tinggi maka katoda akan melepaskan elektron-elektron
dengan cara emisi termionik dan bergerak
dengan energikinetik yang sangat besar menuju anoda sehingga anoda kan
melepaskan energi dalam bentuk sinar-x.
Secara terperinci urutan terjadinya sinar-x
sebagai berikut :
1.
Katoda (filamen dipanaskan lebih dari 2000o
C sampai menyala) dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator
(G)
2.
Karena panas,
elektron-elektron dari katoda lepas
3.
Sewaktu dihubungkan
denga transformator tegangan tinggi, elektron akan dipercepat gerakannnya menuju anoda dan dipusatkan ke alat pemusat ( focusing cup)
4.
Filamen dibuat relatifnegatif
terhadap sasaran
5.
Awan-awn elektron
mendadak dihentikan pada sasaran
sehingga terbentuk panas 99% dan
terbentuk sinar-x sebesar 1%
6.
Perisai ( timah yang berada dalam tabung mencegah keluarnya
sinar-x dari tabung, sehingga sinar-x yang keluar hanya melalui jendela)
4.
Spektrum Energi sinar-x
Dalam sinar-x, biasanya energi elektron yang dipercepat dengan beda potensial u
dirumuskan sebagai:
E = energy elektron (eV)
u
= beda potensial
e = muatan elementer elektron (1.6 x 10-19
C)
Dengan konversi rumus sehingga didapatkan
Dengan c = 3. 108 m/s
H
= 6.63 x 10-34 JS
E
=1.6 x 10-19 C
Dari
rumus diatas dapat diketahui panjang
gelombang minimal yang dihasilkan dari sinar-x.
C.
INTERAKSI SINAR-X DENGAN SEL DAN EFEKNYA
Interaksi
sinar–x dengan sel biologi memiliki efek langsung
dan tidak langsung. Efek langsung
adalah efek yang timbul akibat terionisasi atau tereksitasinya bagian sel yang terkena paparan radiasi secara langsung,
sedangkan efek tidak langsung adalah
efek yang timbul akibat interaksi bahan-bahan yang dihasikan olahefek langsung dengan komponen penyusun
sel. Karena sel tersusun oleh
karbohidrat, lemak, protein dan sekitar 70% sel tersusun air, amaka Interaksi radiasi
dengan komponen utama penyusunan ini
menyebabkan terbentuknya bahan-bahan
kimia dari sel. Proses perusakan sel terjadi dengan beberapa tahap :
A.
Tahap fisis
Tahap ini merupakan tahap awal , yaitu pada saat H2O terkena radiasi,proses ini
terjadi sekitar 10-16 detik dan terjadi ionisasi
H2O H2O + e-
B.
Tahap kimia fisik
Tahap ini berlangsung
10 detik, pada tahap ini ion-ion hasil
tahap pertama terdisosiasi atau berinteraksi dengan molekul air yang lain
sehingga menghasilkan produk baru.
Ion posistif
terdisosiasi
H2O H+ + OH-
Ion negatif
berinterkasi dengan air
H2O
+ e - H2O-
Kemudian terdisosiasi
H2O
- H0 + OHo
Hasil reaksi diatas
adalah H+, OH-, Ho dan OHo .
ion-ion H+ dan OH- banyak terdapat dalam air,tidakikut
bagian pada tahap selanjutnya. Dua hasil
lain yaitu Ho dan OHodisebut radikal bebas mempunyai elektron tiap pasang dan secara kimia sangat reaktif.
Hasil lain yang sangat menimbulkan kerusakan
yaitu terjadinya hydrogenperoksida H2O2 yang merupakan
oksidator kuat
OHo + OHo H2O2
C.
Tahap kimia
Tahapini berlangsung
beberapa detik, pada tahap ini hasil
reaksi yaitu : OHo dan Ho
dan H2O2 berinteraksi
dengan molekul-molekul organik dari sel yang mungkin saja merupakan bagian yang
cukup penting bagi seluntuk manjalankan fungsinya, contoh radikal bebas dan oksidator kuat dapat mempengaruhi molekul-molekul kompleks pembentuk kromosom,
sehingga bergabung dengan molekul-molekul tersebut atau dapat menyebabkan rantai molekul yang
panjang terputus.
D.
Tahap biologis
Tahap ini berlangsung
dalam waktu sangat bervariasi dari sekitar 10 menit sampaipuluhan tahun bergantung efek yang
terjadi akibat dari interaksi – interaksi tahap sebelumnya dapat
mempengaruhisel secara individualdalam berbagai segi. Antara lain dapat
menyebabkan :
·
Kematian sel
·
Terhambat dan
tercegahnya pembelahan sel
·
Perubahan terhadap sel
yang terbawa oleh sel anak
Sedangkan
efek-efek radiasi berdasarkan jenis dosisnya yaitu :
1.
Penyinaran dalam waktu
singkat ( akut ) yang umumnya terjadi secara kebetulan (kecelakaan). Penyinaran
akut yang melibatkan penyinaran dengan dosis tinggi dapat menimbulkan efek
biologi seketika, yaitu efek yang kemunculannnya kurang dari satu tahun sejak terjadinya
penyinaran. Tetapi penyinaran akut dapat menimbulkan efek biologis tertunda apabila dosis
radiasinya rendah.
2.
Penyianaran oleh dosis
radiasi rendah namun berlangsung terus –menerus (kronis). Penyinaran jenis ini
biasanya tidak segera menampakkan efeknya, sehingga efekyang ditimbulkan disebut efek tertunda.Efek ini dapat muncul
setelah beberapatahun bahkanpuluhan
tahun sejak terjadinya penyinaran.
Penyinaran
radisi berlebihan yang bersifat
akut terhadap seluruh tubuh akanmempengaruhi semua organ dan sistem-sitem yang terdapat
dalamtubuh.Namun karena tidak semua organ atau sistem memiliki kepekaan yang
sama terhadap radiasi maka pola-pola
respon atau sindrom penyakit pada orang yang mengalami penyinaran yang
berlebihan tergantung padabanyaknya
dosis.Untuk menyederhanakan klasifikasi
maka sindrom radiasiakut dapat muncul dengan sindrom gastroinlestinal (
yang berhubungan dengan lambung dan usus) dan sindrom sistemsyaraf pusat. Selain itu ada beberapa efek yang lazim bagi sindrom
radiasi akut yaitu : mual dan ingin muntah, tidak enak badan danlesu, naiknya
suhu dan adanya perubahan-perubahan darah
Sedangkan waktu timbulnya efek tersebut
berdasarkan cepat lambatnya
penampakan suatu efek biologis terdapat
pembagian sebagai berikut :
1.
Efek segera adalah efekyang pemunculannya terjadi
kuarang dari satu tahun
2.
Efek tertunda adalah
efek yang munculnya agak lambat,lebih dari satu tahun sejak terjadinya
penyinaran. Efek ini dapat disebabkan
oleh penyinaran akut maupun penyinaran kronis.Berbeda dengan efek
segera yanghanya diderita oleh seseorang yang dikenai penyinaran, efek tertunda dapat juga diberikan oleh
turunan dari orang yang menerima
penyinaran,tetapi tidak setiap orang
yang menerima penyinaran kronis akan memiliki efek tertunda. Karena efek
tertunda berbeda-beda sesuai dengan efek radiasi pengion, maka efek dari
radiasi pengion dibagi ke dalam tiga jenis :
·
Efek somatik adalah
efek yang secara pasti dapat terjadi pada seseorang yang menerima penyinaran dan pasti bahwa
penyebabnya adalah radiasi yang
diberikan pada orang tersebut.jelas bahwa efek ini termasuk ke dalam efek segera. Efek ini timbul
dengan masa tenggang yang
bergantung pada dosis yang diberikan pada seseorang dan juga bergantung pada karakter biologi dari gejala yang muncul.Misalnya eritema
kulit, akan muncul kira-kira jangka waktu tiga minggu setelah diberikan
penyinaran dengan dosis beberapa ratus rad.Tetapi gejala yang serupa akanmuncul hanya dalam beberapa hari setelah
penyinaran jika dosis yang diberikan
lebiih dari 1000 rad.
·
Efek somatik-stokastik
adalah efek yang dialami sel-sel somatic
pada orang yang menerima penyinaran, tetapi secara statistik beberapa efek tertunda tidakdapat dipastikan akan dideritaoleh orang yang menerinma
penyinaran, karena itu efek ini disebut efek somatic-stokastik. Misalnya tingginya kejadian leukimia dikalangan ahli radiologi secara statistik
tidak dapat diduga secara pasti karena para ahli tersebutselalu mendapat medan
radiasi. Hal ini berarti bahwa tidak
semua ahli radiologi akan mengalami efek somatik (segera maupun tertunda),
tetapi dapat diduga bahwa jumlah penderita leukemia yang kemungkinan dialami
apara ahli radiologi akan lebih banyak jika dibandingkan dengan masyarakat yang
tidak menerima radiasi penyinaran.
·
Efek genetik adalah
efek stokastik yang disebabkan oleh
rusaknya sel genetik,oleh karena itu tidak diderita oleh yang menerima
penyinaran , tetapi kemungkinan terjadi
pada keturunan seseorang yang menerima penyinaran.Efek genetik ini
terdistribusi pada anggota suatu kelompok secara acak dan konsekuensi kliniknya
merupakankonsekuensi tertunda.
D.
SISTEM PROTEKSI RADIASI
Karena adanya efek-efek yang sangat membahayakan
bagi manusia yang terkena paparan radiasi maka untuk mengeliminir efek yang
diakibatkan maka perlunya system proteksi radiasi. Untuk menentukan system proteksi,
pengawasan dan standar protesi radiasi maka terdapat lembaga/ badan-badan yang
menetukan standarproteksi radiasi yaitu
:
1.
Komisi Internasional
proteksi radiasi
Komisi internasional
proteksi radiasi , international
Commision on radiological protection
(ICRP) adalah badan yang mempunyai tugas untuk menciptakan pedoman
dalam hal keselamatan radiasi,membahas prinsip-prinsip dasar proteksi radiasi dan kepada berbagai
komite proteksi nasional memberikan
tanggung jawab untuk memperkenalkan aturan-aturan teknis.
2.
Perwakilan tenaga atom
internasional
3.
Komisi satuan dan
pengukuran radiologi internasional
4.
Dewan proteksi radiasi
5.
BATAN ( badan tenaga Nuklir)
Badan inilah yang
mengawasi sistem proteksi dalam bidang
radiologi secara nasional.
Sistem
pembatasan dosis yangdianjurkan oleh
ICRP mengenai dosis radiasi, di dasarkan pada tiga prinsip yaitu :
1.
Tidak ada praktek yang
boleh digunakan kecuali jika prakteknya menghasilkan keuntungan positif netto
2.
Semua penyinaran harus
dijaga dengan dosis serendah mungkin yang dapat dicapai, faktor-faktor social
ekonomi social harus dipertimbangkan
3.
Dosis yang setara
dengan individual harus tidak melebihi batas-batas yang direkomendasikan
oleh komisi.
Selain proteksi radiasi yang telah
diterapkan maka pada waktu paparan radiasi ke pasien juga perlu adanya proteksi radiasi dengan cara : eksternal adalah radisi yang dihasilkan alat-alat yang dirancang untuk menghasilkan
radiasi :meminimalkan waktu penyinaran, memaksimalkan jarak dari sumber radiasi serta melindungi sumber
radiasi suapaya sumber radisi hanya terpusat pada obyek.
Untuk
mengukur besarnya radiasi- radiasi ionisasi yang bersifat biologis,perlu alat-alat
pendeteksi radiasi. Alat – alat tersebut
terbagi dua yaitu instrumen penghitung partikel dan pengukur dosis.Instrumen
penghitung partikel yaitu penghitung partikel berisi gas, penghitung bilik
ionisasi, penghitung proporsional, penghitung
Geiger,penghitung skintilasi, spektroskopi nuklir dan detektor
semikonduktor.
Sedangkan
Instrumen pengukur dosis terdiri dari dosimeter saku, jenis dosimeter ini
secarameluas digunakan untuk pemantauan personel (personal monitory), lencana film (film badge), dosimeter
termoluminesens dan bilik arus ion
Dalam penelitian ini penulis bermaksud
untuk mengetahui radiasi yang terima
pasien dan sistem proteksi radiasi dengan menggunakan alat Geiger Muller atau
disebut penghitung Geiger. Dalam halini penulis mengambil Badan Rumah Sakit
Daerah (BRSD) RAA SOEWONDO sebagian kajian dalam sisntem proteksi radiasi.
Hasil
ekspose di dalam ruangan (ruang radiologi)
Tabel
1. Hasil ekspose di dalam ruangan (ruang radiologi)
No
|
Jarak paparan (m)
|
mA
|
kV
|
t (s)
|
Paparan (Count/detik)
|
Paparan rata-rata(Count/detik)
|
1
|
1
|
150
|
70
|
0,3
|
1465
|
1390
|
1315
|
||||||
2
|
2
|
150
|
70
|
0,3
|
563
|
553
|
543
|
||||||
3
|
3
|
150
|
70
|
0,3
|
441
|
425,5
|
410
|
||||||
4
|
4
|
150
|
70
|
0,3
|
364
|
344
|
324
|
Dari Tabel 1 dapat diketahuai bahwa
walaupun jauh dari pesawat sinar-x seseorang akan tetap mendapatkan paparan
radiasi. Berkurangnya radiasi yang
dipancarkan oleh pesawat sinar-x (general
x-ray) adalah sesuai dengan konsep atenuasi.Atenuasi adalah berkurangnya jumlah/intensitas sinar-x yang melalui bahan atau materi dengan cara penyerapan atau pembelokan sinar-x
No =jumlah foton sumber
N
= jumlah foton yang melewati materi
ยต
= koefisien atenuasi
X
= ketebalan materi penyerap
Data
Ekspose di Luar Ruangan
Data ekspose diluar ruangan hanya untuk
menguji apakah diluar ruangan ketika
diadakan paparan pada pasien masih ada radiasi
pengion atau sudah aman dari radiasi.
Tabel 2. Hasil ekspose
diluar ruangan
No
|
penghalang
|
Tebal timah (d)
|
Paparan (count/time)
|
1
|
Dinding ruangan
|
2 mm
|
0
|
2
|
Kaca operator
|
-
|
0
|
3
|
Pintu ruangan
|
2 mm
|
0
|
Dengan
alat Geiger muller menunjukkan 0 ketika
diluar ruang radiologi baik di bagian operator yangdihalangi kaca, balik
pintu, dan dinding ruangan. Ini menunjukkan bahwa konstruksi ruangan tersebut telah aman baik bagi operator maupun
maupun bagi masyarakat umum. Halini menunjukkan bahwa BRSD RAA Soewondo telah
menerapkan system proteksi radiasi dengan baik.
Keamanan
ruang radiologi tersebut karena dalam konstruksi bangunan ruang radiologi
ditambahkan dengan Pb setebal 2 mm. Pb
atau timbal adalah logam yang dapat
menyerap paparan radiasi sehingga ketika
ada radiasi yang diakibatkan adanya sinar hambur maupun sinar utama maka
semuanya paparan radiasi akan semuanya diserap oleh Pb, demikian juga pintu
maupun kacaoperator yang dilapisi dengan Pb.
Karena telah aman maka dapat disimpulkan bahwa bagian radiologi
khususnya general x-raytelah sesuai
dengan standar sistem proteksi radiasi.
E.KESIMPULAN
Sistem
proteksi radiasi adalah merupakan hal yang sangat penting dalam bidang
radiologi. Kesalahan dalam penerapan system proteksi akan berakibat fatal bagi
pasien, operator dan masyarakat secara umum. Paparan radiasi terhadap suatu objek harus dilakuakn setepat mungkin yang meliputi
pemilihan arus (mA), beda potensial
(kV)dan waktu (s) yang cocok sehingga
menghasilkan gambar film yang baik tanpa
merugikan pasien.
Timbal
merupakan bahan penyerap radiasi sinar-x yang sangat baik, sehingga dalam
pembuatan ruang radiologi perlu memperhatikan sistem proteksi radiologi.
Ketebalan timbal yang digunakan sebagai
proteksi radiasi arus disesuaikan dengan general x-ray yang di gunakan. Semakin besar energi yang dipancarkan maka
semakin tebal pula timbal yang digunakan sebagai penyerapan. Dalam ruang radiologi BRSD RAA Soewondo
dengan ketebalan timbal 2 mm sudah baik
sebagai proteksi radiasi untuk general x-ray yang memiliki beda potensial
maksimal 150 kV.
DAFTAR
PUSTAKA
Akhadi, Mukhlis, 1997, Pengantar
Teknologi Nuklir, Jakarta, Rineka Cipta
Akhadi, Mukhlis, 2000, Dasar-dasar
Proteksi Radiasi, Jakarta, Rineka Cipta
Cember, Herman, 1983, Pengantar Fisika kesehatan, Semarang, IKIP Semarang Press
Richards, James, 1962, Modern University Physics, London, Addison Wesley Publishing Company
Simon, M.D, 1981, Diagnostic Rontgen, Jakarta, Erlangga
Wiryosimin, S, 1995, Mengenal Asas Proteksi Radiasi, Bandung,ITB
W, Ford,Kenneth, 1983, Basic Physics, London, A Division of Ginn and Company