Minggu, 16 September 2012

SISTEM PRIOTEKSI RADIASI :


SISTEM PRIOTEKSI RADIASI :
Analisis Terhadap Bidang Radiologi Rumah Sakit

Edi Daenuri Anwar, M.Si
Program Studi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo  Semarang
Abstrak
            Fisika kesehatan berkembang sangat pesat, hal tersebut merupakan tuntutan yang harus terpenuhi seiring dengan perkembangan kedokteran dan penyakit yang multi kompleks. Fisika menawarkan berbagai konsep  untuk memudahkan, membantu dan menjawab permaslahan dalam bidang kedokteran.  Jawaban tersebut adalah munculnya berbagai alat sepertiCT-Scan, general x-ray, dan lain-lain. Alat- alat tersebut disebut sebagai alat-lat radiologi yang  berfungsi untuk perawatan (terapi), diagnosa dan pembunuhan penyakit tanpa melakukan operasi.   Tetapi disamping kemudahan-kemudahan yang diberikan ternyata alat-alat tersebut  juga memberikan efek negative bagi tubuh yang terkena paparan radiasi.
General x-ray atu sering disebut sinar-x merupakan alat yang dimiliki banyak rumah sakit, kebanyakan untuk mendiagnosa suatu penyakit.  Untuk meminimalisir efek negative yang ditimbulkan maka perlu adanya system proteksi yang baik, sehingga aman bagi pengguna,operator, dokter, pasien dan masyarakat pada umumnya.
Kata kunci : sinar-x, diagnosa

A.PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah lembaga  yang penting  dalam bidang kesehatan. Rumah sakit terdiri dari beberapa bagian yang menangani  beberapa masalah  yang berkaitan dengan penyakit dan kesehatan,  misalnya untuk terapi, diagnosa,  perawatan dan lain-lain. Misalnya untuk terapi, dan diagnosa rumah sakit mempunyai beberapa alat untuk melakukan fungsi tersebut. Alat-alat tersebut ada dalambagian radiologi,misalnya MRI, CT scan,general-ray dan lain-lain.
X-ray atau secara umum disebut sinar-x berguna untuk terapi  dan diagnosa suatu penyakit. Penggunaan sinar-x untuk diagnosa sangat mnenguntungkan karena dapat mengetahui keadaan  dalam tubuh tanpa pembedahan maupun pembelahan dari pasien.  Di samping itu  sianr-Xmemiliki beberapa keuntungan antara lain :
1.      Mendiagnosa sesuatu dalam jangka yang relatif pendek
2.      Non invasiva (tanpa pembedahan atauoperasi)
3.      Mempunyai efek yang relatif kecilterhadap operator maupun pasien
4.      Dapat mendiagnosa seluruh tubuh manusia
      Keadaan tubuh dari pasien yang dilakukan penyinaran terhadap sinar-x dapat dilihat dari hasil citra pada film,sehingga akan memberikan informasi yang akurat mengenai keadaan tubuh yang sebenarnya.
Selain memberikan sifat yang menguntungkan ternyata sinar-x juga memberikan sifat yang merugikan yaitu sinar yang dikeluarkan dari general x-ray mempunyai sifat ionisasi terhadap suatujaringan yang dilewatinya,sehingga apabila sinar–x tersebut mengenai manusia secara berlebihan  maka akan dapat  mengakibatkan efek-efek yang merugikan. Karena itu baik operator x-ray maupun pasien harus berhati-hati terhadap sinar-x. Efek tersebut tersebut dapat diminimalisir dengan sistem proteksi radiasi yang menjamin keamanan bagi pasien,operator dan masyarkat umum.

B. DEFINISI RADIASI DAN PENGGOLONGANNYA
      Definisi radiasi menurutMuhlis (2000:28) adalah pancaran. Misalnya matahari dikatakan sebagai sumber radiasi karena dapat memancarkan radiasi dalam bentuk cahaya. Radiasi dibagi dua yaitu radiasi pengion dan radiasi bukan pengion. Sedangkan radiasi pengion terbagi menjadi dua yaitu radiasi elektromagnetik dan radiasi partikel.

1.      Radiasi elektromagnetik
      Hipotesis mengenai radiasi elektromagnetik dikemukakan oleh fisikawan inggris James  Clark pada tahun 1984 : perubahan  medan magnet dapat menimbulkan medan listrik, sebaliknya dapat pula perubahan medan listrik dapat pula menimbulkan medan magnet “  (Muhlis,2000;30)Setelah meninggal dunia , hipotesis tentang adanya radiasi elektromagnetik dibuktikan oleh Heinrich Rudolf Hertz. Hasil percobaan  membuktikan bahwa radiasi elektromagnetik merambat dengan kecepatan sama dengan kecepatan cahaya serta memeiliki sifat-sifat yang sama dengan cahaya,seperti yangdiramalkan oleh Maxwell sebelumnya.Akhirnya dari beberapa percobaan  membuktikan  bahwa radiasi elektromagnetik  inimerupakan penjalaran atau perambatan medan listrik dan medan magnet yang saling tegak lurus.Dari pengelompokan dan klasifikasi gelombang elektromagnetik maka dapat di simpulkan bahwa sinar-x termasuk dalam kategori  gelombang elektromagnetik.
2.      Energi radisi elektromagnetik pada sinar -x
      Radiasi elektromagnetik memiliki  energi yang rumusnya sesuai dengan ketetapan Planck yaitu  . Dan dalam satuan internasional satuan dari energi adalah joule, karena untuk energi radiasi elektromagnetik energinya kecil sehingga menggunakan satuan elektronvolt.Sinar-x pertama kali ditemukan oleh fisikawan berkebangsaan jerman Wilhelm C.Rontgen pada tanggal 8 november  1985. Pada saat Rontgen menyalakan  sumber listrik   tabung untuk penelitian katoda, beliau mendapatkan sejenis cahaya berpendar  pada layar yang terbuat dari barium, platina  cyanida  yang kebetulan berada  didekatnya. Jika sumber listrik dipadamkan  sinarpun menghilang,  ternyata sinar tersebut muncul dari sinar katoda. Karena sebelumnya  belum pernah dikenal sehingga disebut sinar-x.
Sifat-sifat sinar-x telah terungkap pada percobaan rontgen yaitu sinar-x dapat memendarkan  berbagai jenis bahan kimia dan juga dapat menembus materi yang tidak dapat ditembus oleh sinar yang lain.
Sifat-sifat  sinar-x antara lain:
·         Sinar-x dapat menembus  hampir semua materi atau bahan
·         Penyerapan (absorption) , sinar-x  diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom  atau kepadatan bahan.
·          Efek fotografik, sinar-x dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak bromida) setelah diproses secara kimiawi
·         Ber pendar, Sinar-x dapat menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungestan atau seng sulfide berpendar
·         Ionisasi,Sinar-x dapat mengionisasi bahan  atua suatu zat  sehingga berubah strukturnya
·         Sinar-x tidak berpengaruh oleh medan listrik maupun medan listrik maupun medan magnet
·         Pertebaran (scattering), Apabila sinar –x melalui suatu bahan maka berkas tersebut akan bertebaran ke segala arah yang akan menimbulkan radiasi sekunder pada bahan-bahan yang dilaluinya
·         Merupakan gelombang elektromagnetik
3.       Proses untuk menghasilkan Sinar-x


Gambar 1.  Pesawat sinar-x (General x-ray)




      Secara umum  cara terbentuknya sinar-x  terbagi menjadi dua yaitu sinar-x karakteristik dan sinar-xbremstrahlung. Mengenai sinar-x karakteristik adalah apabila  ada elektron yang menumbuk  suatu atom, apabila elektron tersebut  mengenai elektron pada kulit yang paling rendah tingkat energinya ,sehingga  elektron tersebut akan terpental dan kekosongan tersebut akan diisi oleh elektron yang berada diatasnya dan pada perpindahan tersebutelektron harus mengeluarkan energy dalam bentuk foton  yang disebut dengan sinar-x karakteristik.

      Pada prakteknyasinar-x dapat dihasilkan  dengan jalan menembaki logam target dengan elektron cepat dalamsuatu tabung vakum sinar katoda, elektron sebagai proyektil yang dihasilkan dari pemanasan filamen yang berfunsi sebagai katoda.Elektron dalam filamen dipercepat gerakannnya  menggunakan tegangan listrik berorde 1010 volt. Elektron yang bergerak sangatcepat itu  akhirnya ditumbukkan ke target logam bernomor  tinggi atau suhu lelehnya tinggi.Ketika elektron  berenergi  tinggi menabrak target logam maka sinar-xakan terpancar dari permukaan logam tersebut. Sinar-x yang melalui  proses ini disebutsinar-xbremstrahlung (pengereman). Sinar-x yang terbentuk melalui  proses ini disebut  mempunyai energi maksimal sama dengan energikinetikelektron pada saat terjadinya perlambatan. Dari proses tersebut energikinetikelektron sebagian besar  diubah menjadi panas (99%) dan 1% menjadi energi kinetik.
Agar suatu tabung  pesawat sinar-x dapat melakukan proses diatas maka harus  mempunyai beberapa persyaratan  antara lain :
·         Sumber elektron,bahan  sumber elektron  adalah kawat  pijar atau filamen pada katoda  didalam tabung pesawat sinar-x (rontgen). Pemanasan filamen dilakukan dengan suatu transformator khusus
·         Gaya yang mempercepat gerakan elektron
·         Lintasan elektron yang bebas dalam ruang hampa udara
·         Alat pemusat berkas elektron (Focusing Cup), alat ini yang menyebabkan sinar-x yang dikeluarkan oleh General x-ray tidak berpencar tetapi terarah ke bidang focus (focal spot)
·         Penghenti  gerakan elekron

Secara teknis syarat-syarat  tersebut diatas terpenuhi oleh pesawat rontgen yang terdiri dari :
·         Tabung gelas silindrik hampa udara
·         Anoda dengan filamen yang terdiri dari kawat tung sen (mempunyai titik lebur tinggi)
·         Anoda terdapat bidang focus (focal spot ) yang merupakan sasaran target yang akan ditembakkan oleh elektron-elektron.
Percepatan gerakan elektron diperoleh  oleh generator tegangan tinggi (transformator), padasuatu tabung sinar-x dengan lingkaran transformatornya terdapat  bagian-bagian  sebagai berikut : tabung silindrik hampa udara,  filamen transformator, target  (sasaran ), pelindung timah (Pb), jendela, radiator pendingin,   auto transformator dan pengukur milliamper.
      Dalam tabung sinar–x  terdapat katoda dan anoda,bila antara katoda dan anoda diset  dengan energi tinggi  maka katoda akan melepaskan elektron-elektron dengan cara emisi termionik dan bergerak  dengan energikinetik yang sangat besar menuju anoda sehingga anoda kan melepaskan  energi dalam bentuk sinar-x. Secara terperinci  urutan terjadinya sinar-x sebagai berikut :
1.      Katoda  (filamen dipanaskan lebih dari 2000o C sampai menyala) dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator (G)
2.      Karena panas, elektron-elektron dari katoda lepas
3.      Sewaktu dihubungkan denga transformator tegangan tinggi, elektron akan dipercepat gerakannnya  menuju anoda dan dipusatkan  ke alat pemusat ( focusing cup)
4.      Filamen dibuat relatifnegatif terhadap sasaran
5.      Awan-awn elektron mendadak dihentikan  pada sasaran sehingga terbentuk panas 99% dan  terbentuk sinar-x sebesar 1%
6.      Perisai ( timah  yang berada dalam tabung mencegah  keluarnya  sinar-x dari tabung, sehingga sinar-x yang keluar hanya  melalui jendela)

4.      Spektrum  Energi sinar-x
Dalam sinar-x, biasanya  energi elektron  yang dipercepat dengan beda potensial u dirumuskan sebagai:
E = energy elektron (eV)
u = beda potensial
e = muatan elementer elektron (1.6 x 10-19 C)
Dengan konversi rumus    sehingga didapatkan
            Dengan  c = 3. 108 m/s
                        H = 6.63 x 10-34 JS
                        E =1.6 x 10-19 C
            Dari rumus diatas  dapat diketahui panjang gelombang minimal yang dihasilkan dari sinar-x.

C. INTERAKSI SINAR-X DENGAN SEL DAN EFEKNYA
            Interaksi sinar–x dengan sel  biologi memiliki  efek langsung  dan tidak langsung. Efek langsung  adalah efek yang timbul akibat terionisasi  atau tereksitasinya bagian sel  yang terkena paparan radiasi secara langsung, sedangkan efek tidak langsung  adalah efek yang timbul akibat interaksi bahan-bahan yang dihasikan  olahefek langsung dengan komponen penyusun sel. Karena sel tersusun  oleh karbohidrat, lemak, protein dan sekitar 70% sel tersusun air, amaka Interaksi radiasi dengan komponen  utama penyusunan ini menyebabkan terbentuknya  bahan-bahan kimia dari sel. Proses perusakan sel terjadi dengan beberapa tahap :

A.    Tahap fisis
Tahap ini merupakan tahap awal  , yaitu pada saat  H2O terkena radiasi,proses ini terjadi sekitar 10-16 detik dan terjadi ionisasi 

H2O                 H2O + e-

B.     Tahap kimia fisik
Tahap ini berlangsung 10 detik, pada tahap ini ion-ion   hasil tahap pertama terdisosiasi atau berinteraksi dengan molekul air yang lain sehingga menghasilkan produk baru.
Ion posistif terdisosiasi

H2O                 H+ + OH-

Ion negatif berinterkasi  dengan air

H2O + e -         H2O-

Kemudian terdisosiasi

H2O -               H0  + OHo

Hasil reaksi diatas adalah H+, OH-, Ho dan OHo . ion-ion H+ dan OH- banyak terdapat dalam air,tidakikut bagian  pada tahap selanjutnya. Dua hasil lain yaitu Ho dan OHodisebut radikal bebas mempunyai  elektron tiap pasang dan secara kimia sangat reaktif. Hasil lain yang  sangat menimbulkan kerusakan yaitu terjadinya hydrogenperoksida H2O2 yang merupakan oksidator kuat

OHo  + OHo                  H2O2

C.     Tahap kimia
Tahapini berlangsung beberapa detik, pada tahap ini  hasil reaksi yaitu : OHo  dan Ho  dan H2O2 berinteraksi dengan molekul-molekul organik dari sel yang mungkin saja merupakan bagian yang cukup penting bagi seluntuk manjalankan fungsinya, contoh radikal bebas  dan oksidator kuat dapat mempengaruhi  molekul-molekul kompleks pembentuk kromosom, sehingga bergabung dengan molekul-molekul tersebut  atau dapat menyebabkan rantai molekul yang panjang terputus.
D.    Tahap biologis
Tahap ini berlangsung dalam waktu sangat bervariasi dari sekitar 10 menit  sampaipuluhan tahun bergantung efek yang terjadi akibat dari interaksi – interaksi tahap sebelumnya dapat mempengaruhisel secara individualdalam berbagai segi. Antara lain dapat menyebabkan :
·         Kematian sel
·         Terhambat dan tercegahnya pembelahan sel
·         Perubahan terhadap sel yang terbawa oleh sel anak
            Sedangkan efek-efek radiasi berdasarkan jenis dosisnya yaitu :
1.      Penyinaran dalam waktu singkat ( akut ) yang umumnya terjadi secara kebetulan (kecelakaan). Penyinaran akut yang melibatkan penyinaran dengan dosis tinggi dapat menimbulkan efek biologi seketika, yaitu efek yang kemunculannnya  kurang dari satu tahun sejak terjadinya penyinaran.  Tetapi  penyinaran akut dapat menimbulkan efek  biologis tertunda apabila dosis radiasinya  rendah.
2.      Penyianaran oleh dosis radiasi rendah namun berlangsung terus –menerus (kronis). Penyinaran jenis ini biasanya tidak segera menampakkan efeknya, sehingga efekyang ditimbulkan  disebut efek tertunda.Efek ini dapat muncul setelah beberapatahun  bahkanpuluhan tahun sejak terjadinya penyinaran.
Penyinaran  radisi berlebihan  yang bersifat akut terhadap seluruh tubuh akanmempengaruhi semua organ   dan sistem-sitem yang terdapat dalamtubuh.Namun karena tidak semua organ atau sistem memiliki kepekaan yang sama  terhadap radiasi maka pola-pola respon atau sindrom penyakit pada orang yang mengalami penyinaran yang berlebihan tergantung  padabanyaknya dosis.Untuk menyederhanakan klasifikasi  maka sindrom radiasiakut dapat muncul dengan sindrom gastroinlestinal ( yang berhubungan dengan lambung dan usus) dan sindrom sistemsyaraf pusat. Selain  itu ada beberapa efek yang lazim bagi sindrom radiasi akut yaitu : mual dan ingin muntah, tidak enak badan danlesu, naiknya suhu dan adanya perubahan-perubahan darah
Sedangkan waktu timbulnya efek tersebut berdasarkan  cepat lambatnya penampakan  suatu efek biologis terdapat pembagian sebagai berikut :
1.      Efek  segera adalah efekyang pemunculannya terjadi kuarang dari satu tahun
2.      Efek tertunda adalah efek yang munculnya agak lambat,lebih dari satu tahun sejak terjadinya penyinaran. Efek ini dapat disebabkan  oleh penyinaran akut maupun penyinaran kronis.Berbeda dengan efek segera  yanghanya diderita  oleh seseorang yang dikenai penyinaran, efek  tertunda dapat juga diberikan oleh turunan  dari orang yang menerima penyinaran,tetapi tidak setiap orang  yang menerima penyinaran kronis akan memiliki efek tertunda. Karena efek tertunda berbeda-beda sesuai dengan efek radiasi pengion, maka efek dari radiasi pengion  dibagi ke   dalam tiga jenis :
·         Efek somatik adalah efek yang secara pasti dapat terjadi pada seseorang  yang menerima penyinaran dan pasti bahwa penyebabnya  adalah radiasi yang diberikan pada orang tersebut.jelas bahwa efek ini  termasuk ke dalam efek segera. Efek ini   timbul  dengan masa tenggang  yang bergantung pada dosis yang diberikan pada seseorang dan juga bergantung  pada karakter biologi  dari gejala yang muncul.Misalnya eritema kulit, akan muncul kira-kira jangka waktu tiga minggu setelah diberikan penyinaran dengan dosis beberapa ratus rad.Tetapi gejala yang serupa   akanmuncul hanya dalam beberapa hari setelah penyinaran jika dosis yang diberikan  lebiih dari 1000 rad.
·         Efek somatik-stokastik adalah efek yang dialami  sel-sel somatic pada orang yang menerima penyinaran, tetapi secara statistik beberapa efek  tertunda tidakdapat dipastikan  akan dideritaoleh orang yang menerinma penyinaran, karena itu efek ini disebut efek somatic-stokastik. Misalnya  tingginya kejadian leukimia  dikalangan ahli radiologi secara statistik tidak dapat diduga secara pasti karena para ahli tersebutselalu mendapat medan radiasi. Hal ini berarti  bahwa tidak semua ahli radiologi akan mengalami efek somatik (segera maupun tertunda), tetapi dapat diduga bahwa jumlah penderita leukemia yang kemungkinan dialami apara ahli radiologi akan lebih banyak jika dibandingkan dengan masyarakat yang tidak menerima radiasi penyinaran.
·         Efek genetik adalah efek stokastik yang disebabkan  oleh rusaknya sel genetik,oleh karena itu tidak diderita oleh yang menerima penyinaran ,  tetapi kemungkinan terjadi pada keturunan seseorang yang menerima penyinaran.Efek genetik ini terdistribusi pada anggota suatu kelompok secara acak dan konsekuensi kliniknya merupakankonsekuensi tertunda.


D. SISTEM PROTEKSI RADIASI
Karena adanya efek-efek yang sangat membahayakan bagi manusia yang terkena paparan radiasi maka untuk mengeliminir efek yang diakibatkan maka perlunya  system proteksi  radiasi. Untuk menentukan system proteksi, pengawasan dan standar protesi radiasi maka terdapat lembaga/ badan-badan yang menetukan  standarproteksi radiasi yaitu :
1.      Komisi Internasional proteksi radiasi
Komisi internasional proteksi radiasi , international Commision on radiological protection  (ICRP) adalah badan yang mempunyai tugas untuk menciptakan pedoman dalam hal keselamatan radiasi,membahas prinsip-prinsip  dasar proteksi radiasi dan kepada berbagai komite proteksi nasional  memberikan tanggung jawab untuk memperkenalkan aturan-aturan teknis.
2.      Perwakilan tenaga atom internasional 
3.      Komisi satuan dan pengukuran radiologi internasional
4.      Dewan proteksi radiasi
5.      BATAN ( badan tenaga Nuklir)
Badan inilah yang mengawasi  sistem proteksi dalam bidang radiologi secara nasional.
Sistem pembatasan dosis yangdianjurkan  oleh ICRP mengenai dosis radiasi, di dasarkan pada tiga prinsip  yaitu :
1.      Tidak ada praktek yang boleh digunakan kecuali jika prakteknya menghasilkan keuntungan positif netto
2.      Semua penyinaran harus dijaga dengan dosis  serendah mungkin  yang dapat dicapai, faktor-faktor social ekonomi social harus dipertimbangkan
3.      Dosis yang setara dengan individual   harus tidak  melebihi batas-batas yang direkomendasikan oleh komisi.
Selain proteksi radiasi yang telah diterapkan maka pada waktu paparan radiasi ke pasien juga  perlu adanya proteksi radiasi  dengan cara : eksternal  adalah radisi yang dihasilkan  alat-alat yang dirancang untuk menghasilkan radiasi :meminimalkan waktu penyinaran, memaksimalkan jarak  dari sumber radiasi serta melindungi sumber radiasi suapaya sumber radisi hanya terpusat pada obyek.
            Untuk mengukur besarnya radiasi- radiasi  ionisasi yang bersifat biologis,perlu alat-alat pendeteksi  radiasi. Alat – alat tersebut terbagi dua yaitu instrumen penghitung partikel dan pengukur dosis.Instrumen penghitung partikel yaitu penghitung partikel berisi gas, penghitung bilik ionisasi, penghitung proporsional, penghitung  Geiger,penghitung skintilasi, spektroskopi nuklir dan detektor semikonduktor.
            Sedangkan Instrumen pengukur dosis terdiri dari dosimeter saku, jenis dosimeter ini secarameluas digunakan untuk pemantauan personel (personal monitory), lencana film (film badge), dosimeter termoluminesens dan bilik arus ion
Dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk  mengetahui radiasi yang terima pasien dan sistem proteksi radiasi dengan menggunakan alat Geiger Muller atau disebut penghitung Geiger. Dalam halini penulis mengambil Badan Rumah Sakit Daerah (BRSD) RAA SOEWONDO sebagian kajian dalam sisntem proteksi radiasi.
Hasil ekspose di dalam ruangan (ruang radiologi)
            Tabel 1. Hasil ekspose di dalam ruangan (ruang radiologi)

No
Jarak paparan (m)
mA
kV
t (s)
Paparan (Count/detik)
Paparan rata-rata(Count/detik)
1
1
150
70
0,3
1465
1390
1315
2
2
150
70
0,3
563
553
543
3
3
150
70
0,3
441
425,5
410
4
4
150
70
0,3
364
344

324
Dari Tabel 1 dapat diketahuai bahwa walaupun jauh dari pesawat sinar-x seseorang akan tetap mendapatkan paparan radiasi. Berkurangnya  radiasi yang dipancarkan oleh pesawat sinar-x (general x-ray) adalah sesuai dengan konsep atenuasi.Atenuasi adalah berkurangnya  jumlah/intensitas sinar-x yang  melalui bahan atau materi dengan cara penyerapan   atau pembelokan sinar-x
No  =jumlah foton sumber
N   = jumlah foton yang melewati materi
ยต    = koefisien atenuasi
X   = ketebalan materi penyerap

Data Ekspose di Luar Ruangan
            Data  ekspose diluar ruangan hanya untuk menguji  apakah diluar ruangan ketika diadakan paparan pada pasien masih ada radiasi  pengion atau sudah aman dari radiasi.
Tabel 2. Hasil ekspose diluar ruangan

No
penghalang
Tebal timah (d)
Paparan (count/time)
1

Dinding ruangan
2 mm
0
2

Kaca operator
-
0
3

Pintu ruangan
2 mm
0

         Dengan alat Geiger muller menunjukkan  0 ketika diluar ruang radiologi  baik di bagian operator  yangdihalangi kaca,   balik pintu, dan dinding ruangan. Ini menunjukkan bahwa konstruksi ruangan  tersebut telah aman baik bagi operator maupun maupun bagi masyarakat umum. Halini menunjukkan bahwa BRSD RAA Soewondo telah menerapkan system proteksi radiasi dengan baik.
         Keamanan ruang radiologi tersebut karena dalam konstruksi bangunan ruang radiologi ditambahkan  dengan Pb setebal 2 mm. Pb atau timbal adalah  logam yang dapat menyerap  paparan radiasi sehingga ketika ada radiasi yang diakibatkan adanya sinar hambur maupun sinar utama maka semuanya paparan radiasi akan semuanya diserap oleh Pb, demikian juga pintu maupun kacaoperator yang dilapisi dengan Pb.  Karena telah aman maka dapat disimpulkan bahwa bagian radiologi khususnya general x-raytelah sesuai dengan standar sistem proteksi radiasi.

E.KESIMPULAN
         Sistem proteksi radiasi adalah merupakan hal yang sangat penting dalam bidang radiologi. Kesalahan dalam penerapan system proteksi akan berakibat fatal bagi pasien, operator dan masyarakat secara umum. Paparan radiasi  terhadap suatu objek  harus dilakuakn setepat mungkin yang meliputi pemilihan  arus (mA), beda potensial (kV)dan waktu (s) yang cocok  sehingga menghasilkan  gambar film yang baik tanpa merugikan  pasien.
         Timbal merupakan bahan penyerap radiasi sinar-x yang sangat baik, sehingga dalam pembuatan ruang radiologi perlu memperhatikan sistem proteksi radiologi. Ketebalan timbal yang  digunakan sebagai proteksi radiasi arus disesuaikan dengan general x-ray yang di gunakan.  Semakin besar energi yang dipancarkan maka semakin tebal pula timbal yang digunakan sebagai penyerapan.  Dalam ruang radiologi BRSD RAA Soewondo dengan ketebalan timbal 2 mm sudah  baik sebagai proteksi radiasi untuk general x-ray yang memiliki beda potensial maksimal 150 kV.




DAFTAR PUSTAKA
Akhadi, Mukhlis, 1997,  Pengantar Teknologi Nuklir, Jakarta, Rineka Cipta
Akhadi, Mukhlis, 2000,  Dasar-dasar Proteksi Radiasi, Jakarta, Rineka Cipta
Cember, Herman, 1983, Pengantar Fisika kesehatan, Semarang, IKIP Semarang Press
Richards, James, 1962, Modern University Physics, London, Addison  Wesley Publishing Company
Simon, M.D, 1981, Diagnostic Rontgen, Jakarta, Erlangga
Wiryosimin, S, 1995, Mengenal Asas Proteksi Radiasi, Bandung,ITB
W, Ford,Kenneth, 1983, Basic Physics, London, A Division of Ginn and Company







Tidak ada komentar:

Posting Komentar